Sebenernya Kita ini Mau Kemana..?..


Kita hidup di zaman ketika berita kemenangan tim sepakbola Indonesia berbaur seketika dengan tragedi perang Suriah. Ketika penemuan energi terbarukan di Jerman menyembul bareng dengan kematian seorang pelajar karena tikaman geng motor di Yogya.
Ketika kesyahduan tilawah Muzammil Hasballah terdengar serentak dengan cacimaki para pendukung pilkada.
Zaman apakah ini? Sebuah percampuran dan orkestrasi yang aneh, berjalin berkelindan, berubah dari satu detik ke detik berikutnya, nyaris tanpa jeda.
Mungkin kita perlu sedikit berhenti dari ingar bingar ini, sembari bertanya-tanya: Fa aina tadzhabun? Hendak kemana kita dibawa dan pergi? Ini situasi tidak mengajak kita untuk berefleksi dan merenung tapi membuat kita merasa naik rollercoaster dengan laju yang sangat cepat, meliuk-liuk, entah mau bergerak ke mana kita diseretnya.
Hampir tiada ruang hening untuk tafakur karena setiap sudut2 kehidupan, secara temporal dan spasial, telah dikolonisasi oleh kepentingan2, identitas2, nama2, istilah2, stigma2. Sebuah simulakrum yang menyediakan arena permainan yang tampak liar dan tak terkendali. Sisi jiwa kita yang masih murni semoga masih terpelihara dan mampu melihat cahaya di ujung lorong peradaban ini.
Fa aina tadzhabun? Bagi yang percaya, jawabannya jelas: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un......
Load disqus comments

0 komentar